Ungkapan tentang “sejauh-jauhnya kita melangkah kita tidak boleh lupa dengan tanah kelahiran kita”, itu ada benarnya juga. Salah satu guru di SMAK Santo Yusup ini, seperti menganut ungkapan ini.
Dengan penampilan yang sederhana, guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi ini tetap menggunakan bahasa jawa di kehidupan sehari-harinya (kecuali kalau pas mengajar ya..). Belum lagi ditambah dengan medhok jawanya.
Guru yang lahir di Bantul 13 Februari 1986 ini, termasuk salah satu guru yang tergolong masih muda lho….
Walaupun cuman ketemu satu tahun pas kelas satu, beliau cukup sabar menghadapi murid-muridnya yang bandel-bandel..
Menurut guru yang hobi membaca ini, murid-murid di SMAK Santo Yusup tidak semuanya bandel.. Bahkan kadang banyak murid yang meminta tolong pada beliau mengenai perhitungan dari segi ekonomi tentunya..
sekian informasi dari saya 🙂